Headlines News :
Home » » HIKMAH HALAL BIHALAL

HIKMAH HALAL BIHALAL

HIKMAH HALAL BIHALAL
Oleh: Muhammad Afif Zuhri

Bulan Romadlon adalah bulan yang sangat istimewa bagi Ummat Muhammad SAW, karena di dalam nya Allah telah memberikan banyak Rahmat, maghfiroh, kebebasan dari Neraka, pahala dan fasilitas terbaik untuk mencapai ridlo Allah dan menjadi hamba yang terbaik di sisi Allah SWT.

KEISTIMEWA`AN YANG DI BERIKAN KEPADA UMMAT MUHAMMAD SAW.

Diantara fasilitas terbaik yang di berikan oleh Allah SWT kepada Ummat Muhammad SAW adalah:

1.    Pernyata`an Allah SWT. terhadap ummat Muhammad SAW berkaitan dengan hari raya `Iidul fitri terutama bagi mereka yang bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Romadlon.
"يَا عِبَادِيْ لِىْ صُمْتُمْ وَلِىْ صَلَّيْتُمْ اِنْصَرِفُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ".
Artinya Wahai hamba-hamba KU ! Karena  Aku kalian Berpuasa, dan karena aku kalian sholat maka pergilah dan dosa-dosamu telah terampuni.
  
2.    Pernyata`an Rosulullah SAW
وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، فَإذَا تَمَّ رَمَضَانُ لا يُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ إلَى الْحَوْلِ الآخَرِ، فإنْ مَاتَ قَبْلَ رَمَضَانٍ آخَرَ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ عَلَيْهِ ذَنْبٌ) رواه الخطيب عن ابن عباس.
Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa puasa sehari pada bulan Romadlon, maka di ampunilah dosa-dosanya yang dulu dan yang akhir, jika ia telah menyempurnakan puasa Romadlonnya maka dia tidak akan di catat memiliki dosa selama setahun berikutnya. Bila mana ia mati sebelum datangnya bulan Romadlon maka dia datang pada hari qiyamat nanti tidak membawa dosa sedikitpun.

Dosa-dosa yang di maksudkan dalam hadits tersebut sebagaimana di jelaskan oleh para Ulama` adalah dosa yang berhubungan dengan  Haqqu Allah (المتعلقة بحق الله تعالى ) bukan dosa yang berhubungan dengan Haqqul Adamiy karena Rosulullah SAW, sudah tegas menjelaskan bahwa siapapun berbuat dholim / salah harus berupaya mendapatkan halal / minta ma`af seketika / sebelum meninggal.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيْهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيْهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ  رواه البخاري
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa melakukan kezhaliman kepada saudaranya, hendaklah meminta dihalalkan (dimaafkan) darinya sebelum kebaikannya diberikan kepada saudaranya di akhirat dimana nanti tidak ada lagi perhitungan dinar dan dirham, dan jika ia tidak punya kebaikan lagi, maka keburukan saudaranya, akan diambil dan diberikan kepadanya”. (HR. al-Bukhari)

MANFA`AT DAN PENTINGNYA HALAL BIHALAL
            Memahami penjelasan tersebut di atas maka para Ulama` Nusantara membudayakan kegiatan yang di sebut HALAL-BIHALAL, dengan harapan bisa menyempurnakan ibadah bagi Ummat Muhammad SAW, sekali gus menjadi solusi
1.    Memperkokoh kerukunan, persatuan, dan mempererat hubungan antar manusia sebagai wujud NKRI sejati, dan pengamalan sila ke tiga dari Pancasila.
2.    Mewujudkan Silaturahim yang menjadi penyebab utama luasnya Rizki dan panjangnya umur sebagai mana di jelaskan oleh Rosulullah SAW.
(Paling tidak ada program tahunan yang benar-benar menjadi perhatian khusus untuk ber-silaturrahmi dan saling mema`afkan bagi semua pihak. Sebab bagi orang yang penuh kesibukan kadang-kadang tidak punya kesempatan untuk bersilatur-rohim ke tempat keluarga, qerabat dan para teman. Karena itu dengan HALAL BI HALAL kesulitan itu sedikitnya bisa teratasi).
3.    Mengatasi kebangkrutan di akhirat sebagaimana sabda Rosulullah SAW

رُوِيَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَقَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ) صحيح مسلم.
Artinya Telah di riwayatkan oleh Abi Hurairoh RA.  Bahwa Rosulullah SAW, bersabda yang artinya “Taukah kalian siapa orang yang bamgkrut ? Sahabat menjawab orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dan tidak memiliki harta, Kemudian Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut di antara ummatku adalah orang yang datang di hari qiyamat dengan membawa pahala sholat, puasa, dan zakat, tetapi dia telah mencaci orang, menuduh orang, memakan harta orang, mengalirkan darah orang dan memukul orang, lalu di berilah orang ini dari kebaikannya ( pahala yang di milikinya) dan di berilah orang lain lagi dari kebaikannya (pahala yang di milikinya)  juga. Jika Pahala / kebaikan yang di milikinya habis sebelum tuntutan orang lain terpenuhi maka di ambil lah dosa orang itu lalu di berikan padanya, kemudian di lempar ke neraka sebab tidak punya kebaikan sama sekali dan banyak dosa yang di pikulnya. Keterangan dari Kitab SHOHIH MUSLIM.
4.    Mendapatkan ampunan dan keberkahan sebab berjabat tangan.

عَنِ الْبَرَاءِ قَالَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَاَ. رواه أبو داود,والترمذي وقال حديث صحيح
Dari al-Bara’ (bin ‘Azib) ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan keduanya sudah diampuni sebelum berpisah.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan Bliau berkata ini adalah Hadits shahih)
Jadi Halal bihalal merupakan Solusi yang Fleksibel, juga merupakan salah satu bukti keluwesan ajaran Islam Ahlis-sunnah wal-jama`ah dalam mengimplementasikan nilai-nilai universalitasnya. Nilai universalitas silaturrahmi yang diajarkan bisa menjelma menjadi beragam acara sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah, dengan catatan tetap mengindahkan norma-norma Islam yang sudah ditentukan. Maka tidak boleh tercampuri dengan kemaksiatan apa pun dalam implementasinya. 

BEBERAPA HAL YANG HARUS DI HINDARI DALAM HALAL BI HALAL.  
1.    MENUNDA / MENGAKHIRKAN PERMINTAAN MAAF hingga datangnya Idul Fitri berikutnya ketika melakukan kesalahan atau kezhaliman pada orang lain, karena saling mema`afkan itu adalah ibadah yang tidak boleh di tunda pelaksana`annya. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-qur`an Surat Al-hijr:85)
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗوَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖفَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيل.
Artinya
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan Haq (benar). Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
2.  IKHTILATH BAINAL-AJNABIYYAT 
  (campur baur antara lawan jenis) yang bisa membawa kemaksiatan, seperti pandangan / penglihatan yang haram dan berdesak-desakn. Karenanya, Nabi Muhammad SAW, melarangnya, seperti dalam hadits Abu Usaid sebagai berikut:
عَنْ أَبِى أُسَيْدٍ الأَنْصَارِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ وَهُوَ خَارِجٌ مِنَ الْمَسْجِدِ فَاخْتَلَطَ الرِّجَالُ مَعَ النِّسَاءِ فِى الطَّرِيقِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِلنِّسَاءِ « اسْتَأْخِرْنَ فَإِنَّهُ لَيْسَ لَكُنَّ أَنْ تَحْقُقْنَ الطَّرِيقَ عَلَيْكُنَّ بِحَافَاتِ الطَّرِيقِ ». فَكَانَتِ الْمَرْأَةُ تَلْتَصِقُ بِالْجِدَارِ حَتَّى إِنَّ ثَوْبَهَا لَيَتَعَلَّقُ بِالْجِدَارِ مِنْ لُصُوقِهَا بِهِ      
Dari Abu Usaid al-Anshari ia mendengar Rasulullah saw. berkata saat keluar dari masjid dan kaum pria bercampur baur dengan kaum wanita di jalan. Maka beliau mengatakan kepada para wanita: “Mundurlah kalian, kalian tidak berhak berjalan di tengah jalan, berjalanlah di pinggirnya.” Maka para wanita melekat ke dinding, sehingga baju mereka menempel di dinding, saking lekatnya mereka kepadanya”. [HR. Abu Dawud
3.    BERJABAT TANGAN DENGAN LAIN JENIS YANG BUKAN MAHROMNYA
Ini sering kali diremehkan oleh banyak orang baik dalam halal bi halal atau kehidupan sehari-hari, padahal keharamannya telah dijelaskan dalam hadits maupun kitab-kitab fiqih misalnya hadits-hadits berikut ini:
عن مَعْقِل بن يَسَارٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ رواه الطبراني والبيهقي.
Dari Ma’qil bin Yasar ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh jika seorang di antara kalian ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
فَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِيْ الْمُبَايَعَةِ، وَمَا بَايَعَهُنَّ إِلَّا بِقَوْلِهِ. إهـ صحيح البخاري.
Di riwayatkan dari sayyidah A`isyah RA, beliau berkata Demi Allah Tangan Rosulullah SAW sama sekali tidak pernah menyentuh tangan perempuan dalam membai`at, dan beliau tidak membai`at perempuan kecuali dengan kata-katanya.
وَعَنْ أُمَيْمَةَ بِنْتِ رَقِيْقَةَ مَرْفُوْعاً: أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:  إِنِّيْ لآ أُصَافِحُ النِّسَاءَ. إهـ الموطأ للإمام مالك رضي الله عنه.
Hadits Marfu` telah diriwayatkan dari sayyidah Umaimah binti Roqiqoh RA, bahwa Rasulullah SAW berkata “ Saya Tidak berjabat tangan dengan para wanita”.
Demikian sekelumit uraian kami tentang hikmah Halal bi Halal, semoga berkah dan bermanfa`at, fid-dini waddunya wal- Akhiroh Amin. kurang lebihnya mohon ma`af yang sebesar-besarnya.
والله الموفق الى أقوم الطريق
 KISSAH HALAL BIHALAL YANG DI LAKUKAN OLEH ROSULULLAH SAW DAN PARA SAHABATNYA.
Dari Usaid bin Khudlair RA, ia berkata :
بَيْنَمَا هُوَ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ وَكَانَ فِيهِ مِزَاحٌ بَيْنَا يُضْحِكُهُمْ فَطَعَنَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَاصِرَتِهِ بِعُودٍ فَقَالَ: أَصْبِرْنِي فَقَالَ: «اِصْطَبِرْ» قَالَ: إِنَّ عَلَيْكَ قَمِيْصًا وَلَيْسَ عَلَيَّ قَمِيصٌ، «فَرَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَمِيصِهِ، فَاحْتَضَنَهُ وَجَعَلَ يُقَبِّلُ كَشْحَهُ»، قَالَ إِنَّمَا أَرَدْتُ هَذَا يَا رَسُولَ اللهِ
قَوله: أَصْبِرْنِي فَقَالَ: «اصْطَبِرْ» أي أقدرني ومكني من استيفاء القصاص حتى أطعن في خاصرتك كما طعنت في خاصرتي قال أي : النبي صلى الله عليه وسلم اصطبر أي استوف القصاص
Artinya
Seorang lelaki dari kalangan sahabat Anshar mengatakan bahwa ketika ia sedang berbincang-bincang dengan sekumpulan orang kemudian terdapat sesuatu yang lucu yang membuat mereka tertawa, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menusukkan kayu pada lambungnya, lalu ia berkata, Apakah aku membalas mu ? Beliau menjawab : “balaslah”. Ia berkata, "Sesungguhnya engkau memakai baju, sedang aku tidak memakai baju. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengangkat bajunya, lalu ia (Usaid) memeluk beliau dan mencium badannya seraya berkata, "Sesungguhnya hanya ini yang aku inginkan wahai Rasulullah.
(HR: Abu Dawud dalam kitab sunannya,, Al-Baihaqi, dalam kitab Al-Kubro, At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir, Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak,

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas r.a. bahwa
Pada suatu hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam  meminta  sahabat Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.
Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sahabat-sahabat ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak di sembah?"
Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah."
Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam  bersabda: "Saksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.
Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam  bersabda: "Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang / melakukan kedholiman kepada kalian…. ?. Aku ingin menyelesaikan hutang / kedloliman tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang / memiliki kedholiman dengan manusia yang belum di halalkan."
Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita….? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah SAW".
Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali. Dan tidak ada satupun sahabat yang maju dan berbicara.
Tiba2 berdiri seorang lelaki yang bernama UKASYAH bin MIHSHON, seorang sahabat yang dulunya mantan preman sebelum masuk Islam, dia lalu berkata:
"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang / kedholiman, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang / kedholiman, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".
Rasulullah SAW bersabda: "Sampaikanlah apaadanya wahai Ukasyah".
Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
Wahai Rasuulallah …!  "Sesungguhnya aku masih ingat ketika dalam perjalanan perang Uhud dulu, engkau menunggang onta, lalu ketika engkau memberangkatkan onta dengan memukulnya, dan pukulan itu justru mengenai dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang onta  yang ingin berjabat tangan denganmu wahai Rasulallah ….".
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah kesalahan yang tidak di sengaja  wahai Ukasyah…. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama darimu wahai Ukasyah."
Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulallah."
Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.
Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan wahai Ukasyah, bukankah Baginda sedang sakit..!?"
Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk / tongkat yang dulu di pakai untuk memukul onta di rumah anaknya Fatimah. Dan semua sahabat menangis, menjerit karena tidak tega melihat pemandangan yang mengerikan itu, bagaimana seorang Nabi yang sangat di cintai harus di adili hanya karena perbuatan yang tidak di sengaja.
Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk / tongkat ini ini wahai Bilal?"
Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk / tongkat ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah"
Terperanjat dan menangislah Fatimah seraya berkata: "Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".
Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".
Bilal membawa cambuk / tongkat tersebut ke Masjid, lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. SAW.
Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku, Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".
Rasulullah SAW: bersabda  "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
Kemudian Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. SAW dan Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:
"Wahai Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu ketika aku belum masuk Islam. Tapi sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah SAW. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!." Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abi Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah" .
Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.
Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah SAW, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman Ukasyah."
Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".
Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:
"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."
Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"
Para sahabat sangat geram dan gemuruh menangis mendengar perkataan Ukasyah.yang sangat tega itu,
Tanpa berlama2, dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah SAW  pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.
Kemudian Rasulullah SAW berkata:"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an menuntutku agar Allah tidak murka padamu."
Ukasyah langsung menghampiri dan menuju Rasulullah SAW, cambuk / tongkat di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW dengan erat. sambil menangis sejadi2nya, dan Ukasyah berkata:
"Ya Rasulallah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti mu ya Rasulallah. Sengaja aku melakukan ini agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.
Dan sungguh aku takut dengan api neraka, karena itu aku ingin sekali menempelkan tubuhku ini dengan tubuhmu dan maafkan aku ya Rasulallah..."
Rasulullah dengan senyum berkata: "Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"
Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam.
Para sahabat pun beramai-ramai berjabat tangan denga Ukasyah dan memeluknya. suasana tegang menjadi cair. Rasa curiga berubah menjadi penuh cinta. Buruk sangka
berubah menjadi bangga. Berkatalah mereka : “Berbahagialah engkau yang telah
mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak…!”


Share this article :

Followers

.

.
 
Support : Yayasan-annur | Jamaah-alwasilah | mts annur
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. jamaah al wasilah - All Rights Reserved
Template Design by Mts Annur Published by jamaah alwasilah kumpulan umat islam